Mitos dan Fakta Asam Urat

 

Obesitas dan indeks massa tubuh berkontribusi secara signifikan dengan resiko artritis gout. Resiko artritis gout sangat rendah untuk pria dengan indeks massa tubuh antara 21 dan 22 tetapi meningkat tiga kali lipat untuk pria yang indeks massa tubuh 35 atau lebih besar karena Obesitas berkaitan dengan terjadinya resistensi insulin.  Dengan adanya resistensi insulin akan mengakibatkan gangguan pada proses fosforilasi oksidatif sehingga kadar adenosin tubuh meningkat. Peningkatan konsentrasi adenosin mengakibatkan terjadinya retensi sodium, asam urat dan air oleh ginjal. 


Jika kadar asam urat dalam darah seseorang melebihi ambang normal maka asam urat ini akan masuk ke dalam tubuh khususnya ke dalam sendi tidak hanya pada sendi jempol kaki, dapat juga menyerang sendi pada  pangkal jari-jari kaki, pergelangan kaki, tetapi kadang-kadang juga menyerang sendi lutut, tangan, siku, bahu, dan lain-lain. 


Perbandingan pria dan wanita dalam angka kejadian gout adalah sekitar 7:1 sampai 9:1. Pria lebih banyak terkena gout, terutama yang sedang memasuki usia dewasa muda karena hormon androgen pada pria usia dewasa lebih aktif. Sedangkan pada wanita, memiliki hormon estrogen yang mampu menurunkan resiko penumpukan asam urat. Namun ketika lanjut usia hormon estrogen pada wanita sudah tidak aktif sehingga resiko arthritias gout semakin meningkat. Oleh karena itu pria dan Wanita berpotensi mengalami kejadian gout tetapi wanita memiliki persentase resiko lebih rendah daripada pria karena hormone esterogen. 


Asupan makanan merupakan salah satu pengaruh kenaikan asam urat. Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin, sehingga makanan yang mengandung tinggi purin lah yang akan menyebabkan kenaikan asam urat dalam darah.


DAFTAR PUSTAKA

Wahyu Widyanto, F. (2017) ‘Artritis Gout Dan Perkembangannya’, Saintika Medika, 10(2), p. 145. doi:                     10.22219/sm.v10i2.4182.

Nasir, M. (2016) ‘Gambaram Asam Urat Pada Lansia di Wilayah Kampung Selayar Kota Makassar                             Muhammad’, Jurnal Media Analis Kesehatan, 8(July), pp. 1–23.

Komentar